Dimensi Kebenaran

23:06 Baso Hamdani 0 Comments

Tatkala disaat kami makan. Saya sempat melamun dan ditegur sama sahabat saya. 
"Antum, kenapa melamun sepertinya ada yang dipikirkan". 
"Iya, saya sepertinya akhir-akhir ini memikirkan sesuatu" balasku.
"Apa itu, akhy" pintanya dengan logat biasa
"Berbuat baik itu susah ya, kalau berbuat salah itu biar semenit. Saat ini saya ingin berbagi ilmu dengan adik-adik di kampus. Hanya saja saya terkendala dengan kondisi di kampus. Entahlah, di lingkungan saya sangat susah, mungkin karena pernah terjadi masalah antara pelajar dengan pendidik. Saya takutnya dikira mendoktrin mahasiswa, belum lagi serba salah dari versi lingkunganku. Saya harus siap salah di mata orang lain karena ada sedikit masalah di kampus" balasku. 
"Saya pernah dapat teguran dari atasan, saat itu saya benar-benar hanya ingin berbagi dengan adik-adik saya di kampus dengan hati yang murni. Tapi di sisi lain saya ditegur bahkan dijadikan imej yang sangat buruk bagi pendidik dan itu diluar kendaliku". Kemudian cerita kami berlanjut, sahabat saya mencoba menenangkan hati saya. Anggap saja ceritanya yang saya tangkap seperti dibawah ini.
Gambar ilustrasi (Sumber: cakka.web.id)
        Sahabat saya menceritakan sebuah alkisah mengenai pandangan benar atau salah. Awal cerita itu dimulai oleh seeokor unta yang ditunggangi oleh dua orang yaitu seorang bapak dan seorang anak serta barang bawaannya. Diperjalan seorang menegurnya 
"kasihan untanya, membawa banyak barang bawaan dan kalian menungganginya". Dengan rasa kasian bapak itu turun dari unta dan membiarkan anak dan barangnya di unta. Lanjut cerita anak di atas unta tersebut ditegur lagi, 
"Durhaka lah seorang anak yang membiarkan orang tuanya berjalan kaki sementara dia keenakan diatas unta. Alhasil, mereka kemudian bergantian. Anak yang jalan dan bapak yang menunggang. Lagi-lagi teguran muncul, 
"apakah kamu tidak kasihan melihat anakmu berjalan kaki sedangkan engkau diatas kuda". Dengan rasa gunda mereka turun dari unta, jadinya anak dan bapak tidak lagi diatas kuda dan hanya barang bawaannya. Tidak sampai bermil perjalanan, mereka kemudian ditegur. 
"Dasar, anak dan bapak sama saja bodohnya".
       Begitulah pandangan atau persepktif orang tentang sesuatu, mereka memiliki hak untuk berbicara dan menegur. namun untuk hal benar tiap orang akan berbeda. Namun, yang salah yang diajarkan seperti mencuri, membunuh dll yang diajarkan agama tetaplah salah. Sepanjang kamu merasa benar maka lakukanlah, asalkan tidak bertentangan dengan agama. Salah satu referensi tentang benar salah juga telah disampaikan  oleh Rasulullah.
Nawwas bin Sam'an r.a. berkata; Nabi saw bersabda:
"Kebajikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan jiwamu serta engkau tidak suka apabila masalah itu diketahui orang lain." (HR Bukhori)

Buat sahabatku Indon terima kasih atas ceramah singkatnya.



You Might Also Like

0 comments: